Ibuku. Ibuku. Ibuku.
Sapaan hangat, pelukan erat, dan tutur halusmu mengajarkanku bagaimana menghadapi beratnya kehidupan. Senyuman tulus itu yang kadang diikuti oleh tawa lebarmu mengajarkanku bagaimana menikmati kebahagiaan bahkan kesusahan.
Masih teringat jelas, saat sulit dulu itu. Saat kau bersedih bermunajat semalaman sementara aku tertidur lelap dibuai mimpi. Saat kau menanggung dera kesempitan sementara aku bermain dengan adik-adikku. Saat semua tekanan datang padamu, kau masih saja bersabar.
Ibuku. Ibuku. Ibuku.
Kau memang cantik. Kau juga mengajarkan kesabaran yang luar biasa. Darimu, sabar terasa sangat nikmat. Menikmati kesabaran, itulah ilmu terbaikmu. Kau tau, betapa bangganya diriku bisa mempelajarinya darimu. Kaulah kebanggaanku. Kesabaran adalah dirimu. Memang belum sempurna seperti nabi, tapi itulah dirimu. Bagiku, begitulah sempurnamu.
Ibuku, sesempurna dirimu aku ingin. Mencintai dengan segenap jiwa dan berjuang dengan segenap raga. Ibuku, ajarkan aku lebih banyak lagi. Karena, sesempurnamu aku ingin.